Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyerahkan Penghargaan Adiwiyata Mandiri Kepada Kepala SMAN 1 Bojonegoro Sumarmin, M.Pd yang secara konsisten menerapkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS)
Dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rupublik Indonesia Nomor SK. 1078/MENLHK/P2SDM/SDM.2/2021 Tentang Penetapan Sekolah Adiwiyata Mandiri Tahun 2021 sebanyak 344 sekolah memenuhi kriteria dan mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional. Sedangkan yang memenuhi kriteria dan meraih penghargaan sekolah Adiwiyata Mandiri adalah 77 sekolah.
Prosesi pemberian Penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Adiwiyata Nasional dilakukan secara hibrid. Dari Auditorium Dr Ir Soedjarwo, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Jumat, 24 Desember 2021
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyerahkan Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri kepada sekolah yang secara konsisten menerapkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Penyerahan penghargaan diberikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kelautan (LHK) Siti Nurbaya, kepada perwakilan SD, SMP, dan SMA peraih Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri.
Album Penyerahan Penghargaan Adiwiyata Mandiri Tahun 2021
Piagam Penghargaan Menteri Lingkungan Hidup dan Kelautan RI dan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI SMA Negeri 1 Bojonegoro Sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri
Dikutip dari Siaran Pers Nomor: SP. 453/HUMAS/PP/HMS.3/12/2021 Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan (KLHK) Jakarta, KLHK, 24 Desember 2021.
Penghargaan Adiwiyata 2021: Refleksi Optimisme Generasi Muda Peduli Lingkungan
“Dari daftar sekolah penerima penghargaan, dan berbagai aktivitas yang mereka lakukan, kita bisa melihat optimisme bangsa Indonesia dari generasi muda melalui kepeduliannya terhadap kelestarian lingkungan,” kata Menteri Siti, usai menyerahkan Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri di Jakarta, Jumat (24/12).
Dalam konteks dan kaitan pendidikan kesadaran lingkungan sejak dini, sekolah-sekolah formal diharapkan dapat menjadi core sekaligus sebagai magnet dalam pengembangan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Data di KLHK menunjukkan bahwa sampai dengan hari ini ada 4.726 sekolah yang telah meraih penghargaan Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri dari 34 provinsi di Indonesia.
Sebagai bagian dari penyiapan SDM untuk lingkungan dan kehutanan, Menteri Siti menginstruksikan agar PBLHS dan Penghargaan Adiwiyata dapat disesuaikan dengan perkembangan dan dinamika di sekitar kita. Pertama, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pola pendidikan ke depan diantaranya melalui konsep Pendidikan Merdeka Belajar. Kedua, digitalisasi menjadi bagian penting dalam membangun efisiensi dan efektifitas pembangunan, serta kemudahan jangkauan terutama di daerah-daerah. Ketiga, atensi dan aspirasi publik yang makin luas tentang aspek lingkungan.
“Saya meminta jajaran di KLHK dan Kemendikbud, serta Dewan Pertimbangan dan Tim Pembina Gerakan PBLHS, kita diskusikan lagi apa yang harus segera kita sesuaikan, supaya di lapangannya yang sudah berjalan baik ini menjadi lebih menarik lagi bagi remaja dan generasi muda. Selain itu, ke depan dapat menjadi terang dan jelas tujuannya apa, bagaimana dampaknya untuk lingkungan, termasuk bagaimana antisipasi kita terhadap perubahan iklim. Lebih jauh lagi, tentu saja dengan demikian berkontribusi untuk reputasi Indonesia di mata dunia,” tutur Menteri Siti.
Pendidikan lingkungan hidup bagi generasi muda sangatlah penting, sebab pendidikan lingkungan dapat mengubah pandangan dan perilaku seseorang terhadap lingkungannya. Oleh karenanya, pendidikan dan latihan kepada generasi muda sangat penting dan patut mendapatkan apresiasi dan dukungan.