Pada media sosial siapapun dapat dengan leluasa menulis dan menyebarkan berita. Kemudahan mengakses media sosial menjadi salah satu penyebab mudahnya beredar berita hoax. Jika informasi yang diterima merupakan penyebaran isu atau berita bohong namun kemudian dianggap benar dan tersebar luas maka dapat bardampak negatif bagi penerima informasi.
Fenomena yang terjadi saat ini, budaya membaca kurang digemari dibandingkan dengan menggunakan gadget. Kebiasaan rutin sebagian besar masyarakat ketika bangun tidur adalah mengecek gadget untuk melihat SMS, telepon, percakapan di media sosial dan berita online. Hal ini menunjukkan kontak dengan media sosial merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindarkan lagi. Masyarakat tanpa sadar menjadikan gadget sebagai kebutuhan pokok karena mampu menjanjikan untuk selalu dapat mengakses informasi. Seringkali media sosial dianggap sebagai sumber informasi utama bukan sebagai sumber informasi alternatif. Kemudahan akses internet yang menjadi primadona untuk mengakses informasi dan berkomunikasi.
Sasaran mudah dari penyebarluasan berita hoax, ujaran kebencian, dan berbagai provokasi melalui media sosial tak pelak adalah generasi milenial. Pernyataan ini bukan tanpa dasar. Sebagai bagian dari net generation yang sehari-hari mempergunakan gadget dan mengakses internet untuk memantau dunia luar, risiko generasi milenial terpapar berbagai informasi hoax memang paling besar. Puluhan juta generasi milenial yang terhubung melalui internet dan media sosial, mereka bukan hanya menikmati keleluasaan untuk berselancar mencari informasi entertainment dan melakukan aktivitas pleasure untuk mengisi waktu luang. Di saat yang sama, mereka juga berisiko menghadapi godaan dan provokasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang menyebarluaskan informasi bohong
Sosialisasi dipandu langsung oleh Host dari Diskominfo menghadirkan Jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Bojonegoro dan Cabang Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Bojonegoro menghadiri kegiatan Peningkatan Literasi Digital Generasi Milenial yang bertema Pencegahan Berita Hoax.
Hadir Bupati Bojonegoro Anna Mu'awannah secara virtual, Dandim 0813 Bojonegoro dalam hal ini diwakili oleh Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0813 Bojonegoro, Mayor Inf I Putu Gede Widarta, Kapolres Bojonegoro dalam hal ini diwakili oleh BANIT TIPIDTER Polres Bojonegoro, Bripka Andri Saktiyono, S.Sos, , Plt Kepala Dinas Kominfo Nanang Dwi Cahyono, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Bojonegoro Adi Prayitno, S. Pd, MM, Pengawas Pembina SMA Cabang Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur Dr Agus Huda, M, Pd, Kepala SMAN 1 Bojonegoro Sumarmin, M. Pd dan seluruh siswa kelas 12.
Dalam sambutanya, Plt Kepala Dinas Kominfo Nanang Dwi Cahyono menyampaikan acara ini diselenggarakan guna penangkalan hoax di Bojonegoro, sekaligus untuk membekali para siswa agar mengetahui dan menangkal berita yang beredar di masyarakat.
"Kegiatan ini akan dilakukan di 8 titik. Pada kesempatan pertama ini diikuti oleh 270 siswa kelas XII SMAN 1 Bojonegoro yang nantinya sangat dibutuhkan sebagai agen informasi penangkal hoax di tengah masyarakat," Jelasnya.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah yang hadir secara virtual menyampaikan pesan kepada para siswa bahwa masa depan masih panjang. Sebab SMA sekarang penentu, memilih perguruan tinggi sesuai passionnya, yang selanjutnya untuk menentukan kerja.
Selain itu para siswa bisa membantu pemerintah, baik dalam skala nasional maupun di Bojonegoro untuk menanggulangi dan mencegah adanya hoax.
"Saat ini banyak sekali konten-konten yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Saya harap anak-anak bisa membantu pemerintah khususnya kabupaten Bojonegoro," tandasnya.
Beliau juga berpesan agar para siswa kerap melakukan diskusi ilmiah dan membantu membrantas hoax. Sebab hoax bisa menumbuhkan rasa benci, tidak simpatis dan bisa hopeless.
"Jika sudah tumbuh rasa hopless, akan menjadi malas mengejar pendidikan, maka lakukanlah diskusi positif bersama untuk hal positif juga. Saat ini Pemkab Bojonegoro sedang menyiapkan Dana Abadi Pendidikan berkelanjutan, dimana Perda tersebut dibawa ke provinsi dan akan dibawa ke kementerian. Dana Abadi Pendidikan tersebut, sangat cukup untuk kita gunakan di sektor perguruan tinggi," ungkapnya.
Semua memiliki kesempatan yang sama untuk merasakan manfaatnya. Dana abadi pendidikan ini akan segera diselesaikan guna meningkatkan indek pembangunan manusia (IPM).
"Beasiswa LPDP itu membuka peluang untuk anak-anak yang akan sekolah di luar negeri. Kalo di Bojonegoro ada dana abadi pendidikan, Maka teruslah bersemangat," pungkasnya
Sambutan berikutnya disampaikan oleh BANIT TIPIDTER Polres Bojonegoro Bripka Andri Saktiyono, S. Sos menyampaikan perihal UU ITE dan dampak adanya penyebaran hoax diantaranya bisa membuat masyarakat menjadi curiga dan bahkan membenci kelompok tertentu, menyusahkan atau bahkan menyakiti secara fisik orang yang tidak bersalah, dan memberikan informasi yang salah kepada pembuat kebijaksanaan
“Kami mengimbau agar adik-adik SMAN 1 Bojonegoro ini bisa membedakan informasi-informasi yang layak juga tidak layak. Lebih berbahaya, kalau suatu berita sudah tidak layak atau ada unsur hoaks kemudian terus disebarkan, ini yang harus di antisipasi. Ke depannya, tidak menutup kemungkinan penyebar berita hoaks dapat dikenakan ranah pidana,” pungkasnya
Sementara itu sambutan dari Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0813 Bojonegoro, Mayor Inf I Putu Gede Widarta mengakhiri kegiatan literasi digital menyampaikan perihal Perkembangan Media Sosial dan Cerdas Menggunakan Media Sosial (Menangkal Berita Hoax.
“Adik-adik di sekolah ini kan semua menggunakan teknologi. Oleh karena itu, gerakan sosialisasi literasi digital demikian harus terus gencar dilakukan untuk mencegah hal-hal buruk yang dapat terjadi ke depannya,” tutur beliau
Adik-adik harus mampu membedakan informasi yang layak dikonsumsi dan tidak layak dikonsumsi. Semua pengguna sosial media bisa terpapar hoaks. Oleh karenanya, perlu ketelitian dan kehati-hatian dalam mencerna informasi dari media sosial. pungkasnya.